Jumat, 08 Februari 2013

Galau[1]


“Nasib tersial dalam hidupmu adalah mencintaiku, Ve” kataku pada sebuah sore di pelataran candi di timur kota Yogya. Kala itu aku mengantarmu menikmati senja dengan sepeda motor merahmu.
“Oh iya? Kenapa sial?”, jawabmu mencandaiku. Aku hanya tersenyum datar mendengar pertanyaan singkat itu. Sedang kau masih asyik memotret lanskap yang terbentang dipelataran candi. “Kenapa sial?”, tanyamu mengulang, sembari menoleh kebelakang dan menatapku dalam-dalam. Tanpa disadari jemarimu begitu lihai memencet tombol-tombol, sepertinya kau ingin melihat hasil dari bidikan dilayar kamera digitalmu.
“Apa yang kauharapkan dariku?” tanyaku memancing. Kau menatapku penuh heran, tampak terkejut mendengar pertanyaan yang terlontar dariku. “Itulah kesialanmu. Kau terlalu berani menjatuhkan cintamu kepada sesosok laki-laki sepertiku. Dengan menjadikanku sebagai kekasihmu, pilihanmu keliru”.
Kau masih memasang muka penuh tanya. Dahimu berkerut seakan didalam otak sesak dengan kata yang akan menjawab pertanyaanku, namun urung juga terkatakan. Kutunggu beberapa menit, memberi kesempatan merangkai kata namun tak kunjung juga menjawab. Rasanya ingin sekali lagi menjelaskan, tetapi yang kurasakan pikiranku mendadak kalut. Mulut terbungkam, tatkala melihatmu mematung diri. Dan entah mulai dari mana kata yang ingin diperjelas, memberikan pengertian atas keraguan yang selalu mengusik dalam benakku.
Keraguan pada cintalah mulanya yang mengusik dalam pikiran. Ditambah lagi apa istimewanya aku? Aku merasa dalam hidupku tak sedikitpun ada kelebihan yang bisa kuberikan kepadamu. Lalu apa yang kauharapkan dariku? Aku membatin.
“Apa Sich, mas...” kau mulai berkata, “Sudahlah jangan lagi kau pertanyakan lagi hal seperti itu. Jalani saja. Saat ini yang kurasa, aku sayang kamu”.
“Tapi.....” 
“Ssssssssssst,” jari telunjukmu kautempelkan dibibirku, “benar aku mencintaimu. Siapapun kamu, aku menerimamu utuh beserta baik dan burukmu. Dan cukup, tak perlu kau pertanyakan lagi”. Kau menyuruhku menyudahi pembicaraan ini.
***
Sleman, 03 Desember 2011
-WFY-

NB:
Tulisan iki mung iseng-iseng ae..




[1] Berhubung kata “Galau” lagi ngetrend, daripada bingung kasih judul. Jadi “Galau” saja judulnya.

Tidak ada komentar: